Masjid Al Muttaqin

Sepuluh Hari Pertama Bulan Dzulhijjah yang Diberkahi

Sebagai umat Muslim, kita diberkahi dengan banyak kesempatan di sepanjang tahun untuk menghubungkan kembali diri dengan Allah Subhanahu wa ta’ala dan memperkuat hubungan kita dengan-Nya. Salah satu kesempatan berharga tersebut adalah sepuluh hari pertama di bulan Dzulhijjah. Periode ini memiliki makna spiritual yang luar biasa dan pahala bagi mereka yang menjalaninya dengan sepenuh hati.

Selama bulan suci Ramadhan, kita mengalami perasaan terhubung dengan Allah yang lebih mendalam karena puasa dan peningkatan ibadah kita. Hati dan pikiran kita menjadi lebih sadar akan karakter, tingkah laku, dan ucapan kita. Nabi Muhammad (shallallahu ‘alaihi wa sallam) mengajarkan bahwa puasa sejati bukan sekedar menahan diri dari makan dan minum, tetapi juga menyucikan diri dari sifat-sifat negatif seperti amarah, permusuhan, kata-kata menyakitkan, dan perilaku yang tidak pantas.

Demikian pula, sepuluh hari pertama di Dzulhijjah menyajikan kesempatan emas bagi kita untuk menghubungkan kembali diri dengan Allah dan terlibat dalam pembaharuan spiritual. Nabi (shallallahu ‘alaihi wa sallam) menganjurkan kita untuk berpuasa selama sembilan hari pertama, karena Allah tidak lebih mencintai amal kebaikan selain yang dilakukan selama hari-hari yang diberkahi ini.

Berpuasa sebagai keluarga atau dengan teman-teman dapat menciptakan kembali suasana dan spiritualitas Ramadhan yang unik, menumbuhkan rasa disiplin, pengendalian diri, dan upaya sadar untuk memperoleh keridhaan Allah. Dengan menahan diri dari makan, minum, dan perilaku negatif, kita melatih diri untuk mengendalikan nafsu, menjinakkan ego, dan memupuk ketakwaan kepada Allah.

Allah menjanjikan pahala yang luar biasa bagi puasa di masa ini, dengan melipat gandakan ganjaran hingga sepuluh kali lipat, tujuh puluh kali lipat, atau bahkan tujuh ratus kali lipat, sesuai kehendak-Nya. Dia menyatakan bahwa puasa semata-mata untuk-Nya, dan hanya Dia yang akan memberi pahala dengan sangat berlimpah.

Selanjutnya, Hari Arafah, yang jatuh pada tanggal 9 Dzulhijjah, memiliki arti penting yang luar biasa. Bagi mereka yang tidak menunaikan ibadah haji, sangat dianjurkan untuk berpuasa di hari ini, karena ia dapat menghapuskan dosa-dosa di tahun sebelumnya dan tahun mendatang.

Hari-hari yang diberkahi ini merupakan undangan bagi kita untuk menenggelamkan diri dalam mengingat Allah, berdoa, memohon ampunan, dan memuji-Nya. Kekuatan spiritual yang kita peroleh dari berpuasa dilengkapi dengan kegembiraan berbuka puasa bersama orang-orang tercinta, berbagi dalam berkah waktu suci ini.

Mari kita raih kesempatan ini dengan sepenuh hati, saudara-saudaraku. Mari kita berpuasa, bertobat, dan memohon ampunan dan rahmat Allah. Semoga kita keluar dari sepuluh hari ini dengan iman yang baru, hati yang disucikan, dan hubungan yang lebih dalam dengan Sang Pencipta. Aamiin.

Scroll to Top